"Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama," (Kisah 2:44)
Cara hidup jemaat mula-mula begitu luar biasa: mereka mempraktekkan kasih, senantiasa sehati sepikir dan sangat peka terhadap kebutuhan orang lain sehingga mereka berprinsip bahwa; "...segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing." (Kisah 2:44-45).
Ini sangat kontradiktif bila dibandingkan dengan keadaan manusia sekarang, di mana banyak orang cenderung egois dan kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Pola hidup jemaat mula-mula ini menjadi seperti sebuah 'tamparan keras' bagi jemaat Tuhan saat ini. Kita tanpa sadar terkontaminasi gaya hidup orang dunia, tidak peduli dengan saudara seiman, mulai membangun kubu-kubu dan sengaja menutup mata terhadap mereka yang membutuhkan.
Menyedihkan sekali jika kita orang Kristen tapi tidak punya kasih dalam wujud nyata. Memiliki kasih adalah mutlak bagi kita karena Tuhan menempatkan kita di dunia ini untuk menjadi saksiNya, sebab orang lain menilai kita bukan dan apa yang kita ucapkan saja, tapi dari apa yang telah kita perbuat bagi mereka. Seringkali kita mendengar pernyataan demikian, "jangankan memikirkan kebutuhan orang lain, untuk diri sendiri saja tidak cukup" Perhatikan firman Tuhan, "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17). Jadi saat kita menabur kebaikan terhadap orang lain sama artinya kita sedang memiutangi Tuhan dan Dia akan membalasnya berlipat kali ganda.
Jika saat ini kita diingatkan Tuhan untuk menabur kasih bagi sesama, jangan tunda-tunda lagi. Belajarlah memberi dengan iman, jangan dengan akal pikiran yang membuat kita melakukan hitung-hitungan dengan Tuhan. Janda Sarfat memberi makan nabi Ella meskipun ia hanya punya segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli; dia taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan akhirnya mujizat terjadi (baca 1 Raja-raja 17:16).
Bila kita mau taat melakukan perintah Tuhan, maka Dia akan menjamin hidup kita dan Dia pula yang menyediakan benih itu untuk kita tabur.
Cara hidup jemaat mula-mula begitu luar biasa: mereka mempraktekkan kasih, senantiasa sehati sepikir dan sangat peka terhadap kebutuhan orang lain sehingga mereka berprinsip bahwa; "...segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing." (Kisah 2:44-45).
Ini sangat kontradiktif bila dibandingkan dengan keadaan manusia sekarang, di mana banyak orang cenderung egois dan kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Pola hidup jemaat mula-mula ini menjadi seperti sebuah 'tamparan keras' bagi jemaat Tuhan saat ini. Kita tanpa sadar terkontaminasi gaya hidup orang dunia, tidak peduli dengan saudara seiman, mulai membangun kubu-kubu dan sengaja menutup mata terhadap mereka yang membutuhkan.
Menyedihkan sekali jika kita orang Kristen tapi tidak punya kasih dalam wujud nyata. Memiliki kasih adalah mutlak bagi kita karena Tuhan menempatkan kita di dunia ini untuk menjadi saksiNya, sebab orang lain menilai kita bukan dan apa yang kita ucapkan saja, tapi dari apa yang telah kita perbuat bagi mereka. Seringkali kita mendengar pernyataan demikian, "jangankan memikirkan kebutuhan orang lain, untuk diri sendiri saja tidak cukup" Perhatikan firman Tuhan, "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu." (Amsal 19:17). Jadi saat kita menabur kebaikan terhadap orang lain sama artinya kita sedang memiutangi Tuhan dan Dia akan membalasnya berlipat kali ganda.
Jika saat ini kita diingatkan Tuhan untuk menabur kasih bagi sesama, jangan tunda-tunda lagi. Belajarlah memberi dengan iman, jangan dengan akal pikiran yang membuat kita melakukan hitung-hitungan dengan Tuhan. Janda Sarfat memberi makan nabi Ella meskipun ia hanya punya segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli; dia taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan dan akhirnya mujizat terjadi (baca 1 Raja-raja 17:16).
Bila kita mau taat melakukan perintah Tuhan, maka Dia akan menjamin hidup kita dan Dia pula yang menyediakan benih itu untuk kita tabur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar